Pemanfaatan Air Buah Kelapa untuk Pembuatan Natadecoco pada Kelompok Wirausaha Mandiri (KWM) di Desa Gunungsari, Kabupaten Lombok Barat

Penulis

M. Yamin , Khairuddin , L. Japa , I. Putu Artayasa

DOI:

10.29303/jpmpi.v5i2.1573

Diterbitkan:

2022-04-16

Terbitan:

Vol 5 No 2 (2022): April-Juni

Kata Kunci:

Air kelapa, nata de coco, pelatihan

Artikel

Unduhan

Cara Mengutip

M. Yamin, Khairuddin, L. Japa, & I. Putu Artayasa. (2022). Pemanfaatan Air Buah Kelapa untuk Pembuatan Natadecoco pada Kelompok Wirausaha Mandiri (KWM) di Desa Gunungsari, Kabupaten Lombok Barat. Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA, 5(2), 59–64. https://doi.org/10.29303/jpmpi.v5i2.1573

Metrik

Metrik sedang dimuat ...

Abstrak

Air buah kelapa sampai saat ini terutama di pasar Desa Gunungsari masih dibuang percuma belum dimanfaatkan secara optimal, padahal memiliki banyak manfaat kesehatan dan nilai ekonomi, misalnya untuk pembuatan nata de coco. Nata de coco adalah makanan yang terbuat dari sari air buah kelapa, berbentuk seperti jeli, berwarna putih hingga bening dan mempunyai tekstur kenyal. Makanan ini digemari banyak orang dan bernilai ekonomi tinggi, pembuatannya tidak terlalu sulit. Makanan ini dihasilkan dari proses fermentasi air buah kelapa. Bibitnya adalah bakteri Acetobacter xylinum yang akan dapat membentuk serat nata jika ditempatkan atau dikembangkan dalam air kelapa yang sudah diperkaya dengan karbon dan nitrogen melalui proses yang terkontrol. Dalam kondisi ini, bakteri tersebut akan menghasilkan enzim yang dapat menyusun zat gula menjadi ribuan rantai serat atau selulosa. Dari jutaan renik yang tumbuh pada air kelapa tersebut, dapat menghasilkan jutaan lembar benang-benang selulosa yang akhirnya nampak padat berwarna putih maupun transparan dan sudah bisa disebut dengan ‘nata’. Acetobacter xylinum tumbuh pada pH 3,5–7,5, namun akan tumbuh optimal bila pH nya 4,3, dan suhu 28°– 31 °C. Bakteri ini sangat memerlukan oksigen. Asam asetat atau asam cuka digunakan untuk menurunkan pH atau meningkatkan keasaman air kelapa. Asam asetat yang baik adalah asam asetat glacial (99,8%). Asam asetat dengan konsentrasi rendah dapat digunakan, namun untuk mencapai tingkat keasaman yang diinginkan yaitu pH 4,5–5,5 dibutuhkan dalam jumlah banyak. Pelaksanaan kegiatan berupa Pendidikan dan pelatihan, diikuti oleh 20 orang peserta dari desa lokasi. Alat dan bahannya yaitu: Panci/Langseng dari stenless, pengaduk/sinduk stenless, kompor, timbangan duduk, gelas ukur, baki plastic, koran penutup, karet pengikat, rak untuk baki plastik, muk ukur dan kain kassa/saringan halus. Bahan: Air kelapa murni, gula pasir/putih, Za/Urea, cuka Biang dan bibit Nata de Coco

Referensi

Anonim, 2022: https://medium.com/@skiphendri6661/cara-membuat-nata-de-coco-3dd468bb7a2e.

Anonim, 2016. Monografi Desa Gunungsari, Kecamatan Gunungsari Lombok Barat.

Badan Pusat Statistik Lombok Barat. 2016. Kabupaten Lombok Tengah Dalam Angka. Lombok Barat, 2016.

Bafadal, Ibrahim. 2001. Pengelolaan Perpustakaan Sekolah. Malang: Bumi Aksara.

Harini Rahmi, 2022. https://www.kompasiana.com/ariname/ 551270d8813311bc56bc5fbd/temuan-mencengangkan-mengenai-nata-de-coco?page=2&page_images=2

Macam-macam teknik pengolahan kue beserta contohnya - Anythings School (anythingschool.blogspot.com)

Putri Rizkia Tienditha Br Sembiring, 2022. Pembuatan Nata de Coco. https://slidetodoc.com/pembuatan-nata-de-coco Pembuatan Nata de Coco Kelompok 2 Putri Mandasari (slidetodoc.com)

Suyanto, M.S. Abbas, 2001. Wajah dan Dinamika Pendidikan Anak Bangsa. Adicita Kaarya Nusa, Yogyakarta.

Lisensi

Penulis yang akan mempublikasikan Artikelnya di Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA harus menyetujui ketentuan sebagai berikut:

  1. Penulis dapat mempertahankan Hak Cipta Artikel yang akan di publikasikan dan penulis memberikan hak publikasi pertama kepada Jurnal Penabdian Magister Pendidikan IPA dengan pekerjaan secara bersamaan dan berlisensi di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi 4.0 Internasional. yang memungkinkan orang lain untuk berbagi pekerjaan dengan pengakuan kepengarangan karya dan publikasi awal di Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA.
  2. Penulis dimasukkan dalam penyusunan kontraktual tambahan terpisah untuk distribusi non ekslusif versi kaya terbitan jurnal (misalnya: mempostingnya ke repositori institusional atau menerbitkan artikel dalam sebuah buku), dengan pengakuan penerbitan awalnya di Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA.
  3. Penulis diizinkan dan anjurkan untuk mem-posting Artikelnya secara online (misalnya: di repositori institusional atau di website mereka - socmed) setelah diterbitkan oleh Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA, hal ini bertujuan untuk mengarahkan ke pertukaran produktif, seperti halnya capaian pengutipan Artikel (H-Index) lebih banyak. (Lihat Efek Akses Terbuka).