Manajemen Perkawinan Ternak Sapi Di Kecamatan Pujut Lombok Tengah Untuk Mendukung Program Desa Seribu Sapi

Penulis

Maskur , Rahma Jan , Lestari , Tapaul Rozi , Muhammad Muhsinin

DOI:

10.29303/jpmpi.v6i1.3344

Diterbitkan:

2023-03-03

Terbitan:

Vol 6 No 1 (2023): Januari - Maret

Kata Kunci:

manajemen, perkawinan, plasma nutfah, sapi bali.

Artikel

Unduhan

Cara Mengutip

Maskur, Rahma Jan, Lestari, Rozi, T., & Muhsinin, M. . (2023). Manajemen Perkawinan Ternak Sapi Di Kecamatan Pujut Lombok Tengah Untuk Mendukung Program Desa Seribu Sapi. Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA, 6(1), 258–263. https://doi.org/10.29303/jpmpi.v6i1.3344

Metrik

Metrik sedang dimuat ...

Abstrak

Sapi Bali merupakan ternak lokal asli Indonesia sangat berpotensi untuk dikembangbiakkan dan sebagai plasma nutfah harus tetap dilestarikan. performans sapi Bali cenderung menurun disebabkan aplikasi program pemuliaan yang kurang ketat, sehingga mutu genetiknya rendah. Dalam upaya memperbaiki mutu genetik, Pola Peternakan Inti Terbuka (Open Nucleus Breeding) tampaknya sesuai untuk diterapkan dalam pengembangan sapi Bali yang banyak melibatkan peternakan rakyat sebagai populasi dasar dengan dukungan kegiatan seleksi pada berbagai lapisan peternakan dan harus ditunjang dengan manajeman perkawinan yang baik dan benar. Teknik manajemen perkawinan sapi potong dapat dilakukan dengan menggunakan (1) Intensifikasi kawin alam (IKA) dengan pejantan terpilih, (2) teknik inseminasi buatan (IB) dengan semen beku (frozen semen) dan teknik IB dengan semen cair (chilled semen). Pengaturan manajemen perkawinan dan teknik pemberian pakan saat beranak, kawin, sapih dan bunting tua pada sapi potong induk diharapkan mengikuti suatu model yang dikenal sebagai/dengan kalender perkawinan dan program pemberian pakan (surge feeding) pre dan pasca beranak. Tujuan kalender ini untuk mempercepat birahi kembali setelah beranak untuk segera dikawinkan dan memudahkan terjadi fertilisasi (kebuntingan) berikutnya.

Referensi

Afriani, T dan F. Lismanto. 2015. Penerapan Bioteknologi Reproduksi DenganManipulasi Embrio Sapi Pesisir Sebagai Plasma Nutfah Sumatera Barat. Laporan Hibah Penelitian LPPM Unand, Padang.

Afriani, T. 2015. Penerapan Teknologi Reproduksi Pada Sapi , Buku Andalas University Press. ISBN: 978-602-8821-98-8-

Afriani, T. 2017. Penerapan Teknologi Reproduksi Pada Sapi . Hak Cipta. C00201701431, 10 April 2017

Afriani, T , 2017. Superovulasi Pada Ternak, Buku penerbit Andalas University Press. ISBN : 978-602-6953-17-9

Afriani,T, Jaswandi, Endang, P , Ferry, LSdan Mangku ,M , 2018. Suatu Proses Memberikan Hormon GnRH (Gonadotropin Releasing Hormon ) Terhadap Jumlah Korpus Luteum dan Timbulnya Birahi Pada Sapi Pesisir Sumatera Barat, Paten Sederhana, Terdaftar ,No, S00201707024 , tanggal 11 Oktober 2017

Anwar, S. 2013. Strategi Pemuliaan Untuk Peningkatan Produktivitas Sapi Pesisir Menuju Swasembada Daging dan Kesejahteraan Peternak Di Sumatera Barat. Seminar Nasional Pengembangan Ternak Lokal. Padang ,20 November 2013

Hafez, B; Hafez ESE (2000). Reproduction in Farm Animal (dalam bahasa English) (ed. 7). Philadelphia: Lippincott Williams and Wilkins.

Hafez, E.S.E., 2000. Reproduction in Farm Animai. 6th Edition. Lea and Febiger. Philadelpia

Hardjosubroto, W. 1992. Pola pembiakan dan output sapi potong di Daerah Istimewa Yogyakarta. Buletin Peternakan 16:54-62.

Herweijer, C.H. 1947. De ontwikkeling der Runderteelt in Zuid Celebes en de megelijkheit tot het stichten van Ranch Bedrijven. Hemera Zoa 56: 222.

Jaswandi, Zaituni, N dan Tinda , A, . 2017. Penggunaan Hormon FSH Untuk Superovulasi Pada sapi Pesisir Sumatera Barat, Paten , IDP000046342

Meijer, W.Ch.P. 1962. Das Balirind A Ziemsen Verslag, Wittenberg Lutherstandt.

Pane, I. 1990. Upaya meningkatkan mutu genetik sapi Bali di P3Bali. Proc. Seminar Nasional Sapi Bali 20–22 September. hlm: A42.

Pane, I. 1991. Produktivitas dan breeding sapi Bali. Proc. Seminar Nasional Sapi Bali 2–3 September. hlm: 50.

Partodiharjo, Soebadi. 1992. Ilmu Reproduksi Hewan. Jakarta Pusat: Mutiara Sumber Widya.

Samariyanto. 2004. Alternatif kebijakan perbibitan sapi potong dalam era otonomi daerah. Lokakarya Sapi Potong.

Sandhi, G.N., G.G. Mayun, M. Pastika, dan D. Darmadja. 1990. Pengaruh testosteron terhadap perubahan warna bulu pada sapi Bali jantan kebiri. Seminar Nasional Sapi Bali, Denpasar 20-22 September. Fapet Udayana.

Scherf, B.D. 1995. World Watch List–for domestic animal diversity. 2nd ed. FAO– UNEP.

Talib C, 2002. Sapi Bali di daerah sumber bibit dan peluang pengembangannya. Jurnal Wartazoa. 12 : 100 – 107.

Toelihere, M. R, 1985. Fisiologi Reproduksi pada Ternak. Angkasa. Bandung

Tomaszewaka, M. W., Sutama, I.K., Putu, I.G. dan Chaniago, T.D. 1991. Reproduksi, Tingkah laku, dan Produksi Ternak di Indonesia. Gramedia Pustaka Utama.

Winantea, A., 1993. Reproduksi dan Dasar-dasar Endokrinologi pada Hewanhewan Ternak. Universitas Brawijaya. Malang

Lisensi

Penulis yang akan mempublikasikan Artikelnya di Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA harus menyetujui ketentuan sebagai berikut:

  1. Penulis dapat mempertahankan Hak Cipta Artikel yang akan di publikasikan dan penulis memberikan hak publikasi pertama kepada Jurnal Penabdian Magister Pendidikan IPA dengan pekerjaan secara bersamaan dan berlisensi di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi 4.0 Internasional. yang memungkinkan orang lain untuk berbagi pekerjaan dengan pengakuan kepengarangan karya dan publikasi awal di Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA.
  2. Penulis dimasukkan dalam penyusunan kontraktual tambahan terpisah untuk distribusi non ekslusif versi kaya terbitan jurnal (misalnya: mempostingnya ke repositori institusional atau menerbitkan artikel dalam sebuah buku), dengan pengakuan penerbitan awalnya di Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA.
  3. Penulis diizinkan dan anjurkan untuk mem-posting Artikelnya secara online (misalnya: di repositori institusional atau di website mereka - socmed) setelah diterbitkan oleh Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA, hal ini bertujuan untuk mengarahkan ke pertukaran produktif, seperti halnya capaian pengutipan Artikel (H-Index) lebih banyak. (Lihat Efek Akses Terbuka).