Bakti Sosial Skrining Gangguan Penglihatan Pada Masyarakat di Pesisir Pantai Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat

Penulis

Monalisa Nasrul , Isna Kusuma Nintyastuti , Dewi Suryani , Wahyu Sulistya Affarah

DOI:

10.29303/jpmpi.v7i1.5922

Diterbitkan:

2023-03-24

Terbitan:

Vol 7 No 1 (2024): Januari - Maret

Kata Kunci:

katarak, pterigium, pesisir pantai, gangguan penglihatan, kebutaan, puskesmas

Artikel

Unduhan

Cara Mengutip

Nasrul, M., Nintyastuti, I. K., Suryani, D., & Affarah, W. S. (2023). Bakti Sosial Skrining Gangguan Penglihatan Pada Masyarakat di Pesisir Pantai Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat. Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA, 7(1), 252–255. https://doi.org/10.29303/jpmpi.v7i1.5922

Metrik

Metrik sedang dimuat ...

Abstrak

Masyarakat pesisir merupakan populasi dengan risiko tinggi terkena penyakit terkait paparan sinar ultraviolet (UV) yang berlebihan seperti katarak dan pterigium. Keduanya menempati peringkat 5 tertinggi penyebab kebutaan yang dapat dicegah di Indonesia umumnya dan NTB khususnya. Bakti sosial skrining gangguan penglihatan dilakukan pada komunitas nelayan di pesisir pantai kota Mataram melalui wawancara, pemeriksaan tajam penglihatan, segmen anterior dan posterior mata dan tekanan bola mata. Sebanyak 87 masyarakat yang tinggal di pantai Tanjung Karang dan Ampenan Selatan menjalani pemeriksaan mata dengan karakteristik sebagian besar adalah perempuan (50.6%), berusia di antara 40-60 tahun (52.9%), berprofesi sebagai nelayan (67.8%) dan belum pernah menjalani pemeriksaan mata (74.7%). Mayoritas populasi memiliki tajam penglihatan terbaik kategori normal pada mata kanan maupun kiri (73.6% dan 74.7%). Sebanyak 39.1% mengalami katarak dan 64.4% mengalami pterigium. Tingginya angka pterigium dan katarak pada populasi ini memerlukan perhatian lebih dan tindak lanjut dalam usaha pencegahan dan penanggulangan kebutaan dari semua pihak terkait.

Referensi

Djelantik, Aaa Sukartini et al. 2016. Prevalence and Risk Factors of Pterygium Occurrence in Population above 50 Years Old in Bali. Bali Medical Journal. Vol. 5, hal 183.

Erry, Erry, et al. 2011. Distribusi dan Karakteristik Pterigium di Indonesia. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan, vol. 14(1)

Gazzard, Gus & Saw, Seang-Mei & Farook, Mohamed & Koh, Dongyeon & Widjaja, D & Chia, S-E & Hong, C-Y & Tan, D. 2002. Pterygium in Indonesia: prevalence, severity and risk factors. The British journal of ophthalmology. Vol 86, hal 1341-6.

Rezvan F, Khabazkhoob M, Hooshmand E, Yekta A, Saatchi M, Hashemi H. 2018. Prevalence and risk factors of pterygium: a systematic review and meta-analysis. Surv Ophthalmol. Vol. 63(5), hal 719-735

Rif'Ati L, Halim A, Lestari YD, Moeloek NF, Limburg H. 2021. Blindness and Visual Impairment Situation in Indonesia Based on Rapid Assessment of Avoidable Blindness Surveys in 15 Provinces. Ophthalmic Epidemiol. Vol 28(5), hal 408-419.

Riset kesehatan dasar 2013. Badan penelitian dan pengembangan kesehatan Kementrian RI.

Seid, A., Bejiga, A. 2000. Free Conjunctival Autograft in the Management of Advanced Primary and Recurrent Pterygia. East African Medical Journal. vol 77, hal 588-591

Biografi Penulis

Monalisa Nasrul, Fakultas Kedokteran Universitas Mataram

Lisensi

Hak Cipta (c) 2024 Monalisa Nasrul, Isna Kusuma Nintyastuti, Dewi Suryani, Wahyu Sulistya Affarah

Creative Commons License

Artikel ini berlisensi Creative Commons Attribution 4.0 International License.

Penulis yang akan mempublikasikan Artikelnya di Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA harus menyetujui ketentuan sebagai berikut:

  1. Penulis dapat mempertahankan Hak Cipta Artikel yang akan di publikasikan dan penulis memberikan hak publikasi pertama kepada Jurnal Penabdian Magister Pendidikan IPA dengan pekerjaan secara bersamaan dan berlisensi di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi 4.0 Internasional. yang memungkinkan orang lain untuk berbagi pekerjaan dengan pengakuan kepengarangan karya dan publikasi awal di Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA.
  2. Penulis dimasukkan dalam penyusunan kontraktual tambahan terpisah untuk distribusi non ekslusif versi kaya terbitan jurnal (misalnya: mempostingnya ke repositori institusional atau menerbitkan artikel dalam sebuah buku), dengan pengakuan penerbitan awalnya di Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA.
  3. Penulis diizinkan dan anjurkan untuk mem-posting Artikelnya secara online (misalnya: di repositori institusional atau di website mereka - socmed) setelah diterbitkan oleh Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA, hal ini bertujuan untuk mengarahkan ke pertukaran produktif, seperti halnya capaian pengutipan Artikel (H-Index) lebih banyak. (Lihat Efek Akses Terbuka).