Inroduksi Produksi Benih Kentang Dengan Teknik Penyetekan Pada Kelompok Penangkar Di Kawasan Sembalun, Lombok Timur

Penulis

M Sarjan , Aluh Nikmatullah , Hery Haryanto , Irwan Muthahanas

DOI:

10.29303/jpmpi.v4i1.607

Diterbitkan:

2021-01-29

Terbitan:

Vol 4 No 1 (2021)

Kata Kunci:

Kentang, Penyetekan, Penangkar Benih Sembalun

Artikel

Unduhan

Cara Mengutip

Sarjan, M., Nikmatullah, A., Haryanto, H., & Muthahanas, I. (2021). Inroduksi Produksi Benih Kentang Dengan Teknik Penyetekan Pada Kelompok Penangkar Di Kawasan Sembalun, Lombok Timur. Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA, 4(1). https://doi.org/10.29303/jpmpi.v4i1.607

Metrik

Metrik sedang dimuat ...

Abstrak

Kelembagaan yang ada di tingkat petani (kelompok tani) memiliki potensi yang cukup baik untuk dilakukan pembinaan penangkaran perbenihan. Jika penangkaran benih bisa berkembang di tingkat kelompok tani maka  kebutuhan akan benih dapat dipenuhi oleh kelompok tani tersebut, sehingga biaya pengadaan benih relatif lebih murah dan akan menambah pendapatan bagi kelompok tani. Dengan demikian keberadaan benih tidak terlalu jauh dari pengguna, sehingga para petani mudah mendapatkan benih yang bermutu, dan juga  memberikan nilai tambah bagi kelompok tani. Kecamatan Sembalun merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Lombok Timur  yang memiliki potensi pengembangan budidaya hortikultura dataran tinggi termask kentang dengan daya dukung sumberdaya alalam yang melimpah dan tingkat kesesuaian lahan yang cocok untuk tumbuh dan berkembangnya tanaman kentang  dengan optimal. Hasil kegiatan ini menunjukan Kelompok Penangkar Benih Kentang di Sembalun sangat tertarik untuk menerapkan teknologi produksi benih melalui penyetekan pucuk berulang, namun belum mempunyai sarana  yang cukup untuk menerapkan teknologi secara mandiri . Keterampilan penyetekan pucuk berulang dari sebagian anggota kelompok penangkar  sudah memadai Hasil umbi dari sumber stek masih lebih rendah secara individu tanaman dibanding dengan yang berasal dari umbi. Tetapi secara akumulatif dalam satu musim tanam lebih banyak , sehingga akan membantu penyediaan benih kentang dikawasan Sembalun.  Diperlukan perhatian khusus dari instansi terkait seperti Dinas Pertanian  melalui  UPT BBI  untuk membantu sarana screen house.Perlu pendampingan secara berkelanjutan baik  dari Perguruan Tinggi maupun dari Instansi Pemerintah terkait  agar diperoleh kelompok penangkar benih kentang yang maju dengan inovasi teknologi pertanian yang ada

Referensi

Abdurrachman, 2000. Sertifikasi benih kentang menjamin kebenaran kualitas

Anonim, 2009. Program Unggulan Dinas Pertanian Provinsi Nusa Tenggara Barat, Pemda NTB.

Anonim, 2010. Peningkatan Kapasitas Petani Untuk Menjadi Penangkar Benih Kentang di Kawasan Sembalun Lombok Timur. BPTP Provinsi NTB.

Badan Standar Nasional, 2004. SNI 01-7000-2004 Benih Kentang (Solanum tubersoum L.) Kelas Benih Dasar G2.

Badan Standar Nasional, 2004. SNI 01-7001-2004 Benih Kentang (Solanum tubersoum L.) Kelas Benih Pokok G3.

Badan Standar Nasional, 2004. SNI 01-7002-2004 Benih Kentang (Solanum tubersoum L.) Kelas Benih Sebar G3.

Dimyati A., 2008. Kebijakan Pemerintah Dalam Pengembangan Kentang di Indonesia. Ditjen Hortikultura, Kementerian Pertananian, RI.

Direktorat Perbenihan Hortikultura, Direktorat Jenderal Hortikultura, Kemernterian Pertanian, 2014. Teknis Perbanyakan dan Sertifikasi Benih Kentang. Peraturan Menteri Pertanian RI Nomor 20/kpts/IV/2014.

Irawan B., Winarno M., Agustin N.K., Sinuraya J.F., 2007. Assessment of Horticulture Seed Industry, USAID, Jakarta.

Ranu N.L., 2009. Aturan Perbenihan dan Pengembangan Industri Benih Kentang di Indonesia. Direktorat Jenderal Hortikultura. Kementerian Pertanian Republik Indonesia.

Suwarno W.B., 2008. Sistem Perbenihan Kentang di Indonesia. Ditulis tahun 2000 dan dipubilkasikan kembali tahun 2008 melalui http://www.situshijau.co.id. Instutut Pertanian Bogor.

Wattimena G.A., 2000. Pengembangan Propagul Kentang Bermutu dan Kultivar Kentang Unggul dalam Mendukung Peningkatan Produksi Kentang di Indonesia. Orasi Ilmiah Guru Besar Tetap Ilmu Hortikultura. Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. 86 halaman.

Biografi Penulis

M Sarjan, Universitas Mataram

Hery Haryanto, Universitas Mataram

Irwan Muthahanas, Universitas Mataram

Lisensi

Penulis yang akan mempublikasikan Artikelnya di Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA harus menyetujui ketentuan sebagai berikut:

  1. Penulis dapat mempertahankan Hak Cipta Artikel yang akan di publikasikan dan penulis memberikan hak publikasi pertama kepada Jurnal Penabdian Magister Pendidikan IPA dengan pekerjaan secara bersamaan dan berlisensi di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi 4.0 Internasional. yang memungkinkan orang lain untuk berbagi pekerjaan dengan pengakuan kepengarangan karya dan publikasi awal di Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA.
  2. Penulis dimasukkan dalam penyusunan kontraktual tambahan terpisah untuk distribusi non ekslusif versi kaya terbitan jurnal (misalnya: mempostingnya ke repositori institusional atau menerbitkan artikel dalam sebuah buku), dengan pengakuan penerbitan awalnya di Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA.
  3. Penulis diizinkan dan anjurkan untuk mem-posting Artikelnya secara online (misalnya: di repositori institusional atau di website mereka - socmed) setelah diterbitkan oleh Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA, hal ini bertujuan untuk mengarahkan ke pertukaran produktif, seperti halnya capaian pengutipan Artikel (H-Index) lebih banyak. (Lihat Efek Akses Terbuka).