Optimalisasi Lahan Pekarangan Dalam Upaya Peningkatan Ketahanan Pangan Tingkat Keluarga Dengan Sistem Budidaya Tanaman Vertikultur Dan Konvensional
DOI:
10.29303/jpmpi.v4i3.960Diterbitkan:
2021-09-16Terbitan:
Vol 4 No 3 (2021)Kata Kunci:
tanaman, organik, limbah, vertikultur, konvensionalArtikel
Unduhan
Cara Mengutip
Metrik
Abstrak
Permukiman di Kawasan perkotaan pada umumnya memiliki lahan pekarangan yang tidak luas rata-rata 100 m2 – 250 m2 dengan luas bangunan rata-rata 36 m2 – 100 m2. Dengan sisa luas yang masih tersedia sangat memungkinkan dimanfaatkan untuk melakukan budidaya tanaman pangan dalam pemenuhan kebutuhan sehari-sehari rumah tangga. Pembudidayaan tanaman pangan dapat dilakukan secara vertikal memanfaatkan material lokal dan bahan-bahan limbah yang tersedia. Berbagai jenis tanaman yang dapat dibudidayakan diantaranya tanaman bayam merah, patcoy, selada, kangkung darat, sawi, jahe merah, jahe biasa, temulawak, kunyit, serai, kates jepang dan kencur. Dalam meningkatkan kesuburan pertumbuhan tanaman menggunakan pupuk organik dan untuk mencegah serangan hama menggunakan pestisida nabati yang dibuat langsung menggunakan bahan-bahan alamiah. Metode yang digunakan dalam budidaya tanaman dipekarangan yaitu vertikultur dan konvensional. Metode vertikulturul yaitu dengan membuat rangka-rangka/pagar vertikal dengan penyangga berupa kolom-kolom yang dibuat dari bambu dengan jarak kolom dan tinggi rangka disesuiaikan dengan ruang yang tersedia. Wadah tanaman menggunakan botol-botol plastik air mineral dan kaleng-kaleng bekas dan diikatkan pada rangka/pagar. Sementara untuk metode konvensional dengan melakukan penanaman sistem tumpangsari yang langsung ditanam pada tanah. Pupuk dan insektisida dibuat dengan memanfaatkan bahan alamiah yang mudah diperoleh dapat berupa limbah organik dan bahan-bahan kebutuhan sehari-hari. Hasil yang diperoleh dalam pelaksanaan kegiatan yaitu masyarakat perkotaan dapat mengenal dan menerapkan system budidaya tanaman secara vertikultur dan konvensional dalam memanfaatkan ruang-ruang kosong di pekarangan. Selain itu masyarakat juga dapat membuat pupuk organik dan insektisida organik memanfaatkan bahan-bahan sehari-hari yang tersedia di rumah tangga. Sementara hasil budidaya tanaman yang dibudidayakan dimanfaatkan untuk kebutuhan bersama masyarakat setempat dan menjadi kebun percontohan.
Referensi
Badan Litbang Pertanian, 2012. Pedoman Umum Model Kawasan Rumah Pangan Lestari. Jakarta. Badan Penelitian Dan Pengembangan Pertanian.
BKP. 2010. Rencana Strategis Badan Ketahanan Pangan Tahun 2010-2014. Jakarta Badan Ketahanan Pangan. Kementrian Pertanian.
Putri, N. P. A.,Aini, N., dan Heddy, Y.B.S. 2015. Evaluasi Keberlanjutan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) Didesa Grimoyo, Kecamatan Karangploso. Jurnal Produksi Tanaman. Vol. 3 N.4:1-4
Rosdiana, R., Gustia, H., & Junaidi, J. 2019 . “Budidaya Tanaman Sayuran pada Lahan Pekarangan dengan Teknik Vertikultur dan Hidroponikâ€. In Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Masyarakat LPPM UMJ
Saliem, H. P. 2011. Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) Sebagai Solusi Pemantapan Ketahanan Pangan. Makalah Disampaikan Pada Kongres Ilmu Pengetahuan Nasional (KIPNAS) Di Jakarta. Badan Litbang Pertanian. Departemen Pertanian.
Saptana, Sunarsih, dan Friyanto, S. 2013. Prospect Of The Models Of Sustainable Food House Region (MKRPL) and Its KRPL Replication. Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Bogor.
Biografi Penulis
I Wayan Yasa, Universitas Mataram
Lisensi
Penulis yang akan mempublikasikan Artikelnya di Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA harus menyetujui ketentuan sebagai berikut:
- Penulis dapat mempertahankan Hak Cipta Artikel yang akan di publikasikan dan penulis memberikan hak publikasi pertama kepada Jurnal Penabdian Magister Pendidikan IPA dengan pekerjaan secara bersamaan dan berlisensi di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi 4.0 Internasional. yang memungkinkan orang lain untuk berbagi pekerjaan dengan pengakuan kepengarangan karya dan publikasi awal di Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA.
- Penulis dimasukkan dalam penyusunan kontraktual tambahan terpisah untuk distribusi non ekslusif versi kaya terbitan jurnal (misalnya: mempostingnya ke repositori institusional atau menerbitkan artikel dalam sebuah buku), dengan pengakuan penerbitan awalnya di Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA.
- Penulis diizinkan dan anjurkan untuk mem-posting Artikelnya secara online (misalnya: di repositori institusional atau di website mereka - socmed) setelah diterbitkan oleh Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA, hal ini bertujuan untuk mengarahkan ke pertukaran produktif, seperti halnya capaian pengutipan Artikel (H-Index) lebih banyak. (Lihat Efek Akses Terbuka).