PENGOLAHAN KRIPIK SAYUR SEBAGAI SOLUSI DALAM MEWUJUDKAN PEREKONOMIAN YANG PRODUKTIF BERBASIS KEARIFAN LOKAL DI DESA GONTORAN LOMBOK BARAT

Penulis

Baiq Nisrina Auliya

DOI:

10.29303/jpmpi.v4i1.393

Diterbitkan:

2020-12-30

Terbitan:

Vol 4 No 1 (2021)

Artikel

Cara Mengutip

Auliya, B. N. (2020). PENGOLAHAN KRIPIK SAYUR SEBAGAI SOLUSI DALAM MEWUJUDKAN PEREKONOMIAN YANG PRODUKTIF BERBASIS KEARIFAN LOKAL DI DESA GONTORAN LOMBOK BARAT. Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA, 4(1). https://doi.org/10.29303/jpmpi.v4i1.393

Abstrak

Desa gontoran merupakan salah satu desa yang berada di kecematan lingsar, Lombok barat. Daerah ini termasuk daerah yang sangat subur dengan banyaknya sumber daya alam yang dihasilkan. Tidak hanya terkenal dengan hasil alamnya, daerah ini juga terkenal dengan adat istiadat yang masih melekat antar masyarakat desa. Dengan potensi alam yang dihasilkan di daerah ini, sebagian besar masyarakat desa gontoran bermata pencaharian sebagai petani, baik pemilik sawah pribadi ataupun buruh tani dan peternak (kepemilikan pribadi). Hasil pertanian dan perkebunannya sendiri adalah rambutan, manggis, durian danberbagai macam sayuran. Adapun sayuran yang digunakan sebagai bahan produk olahan yaitu sayur sawi dan sayur bayam. Sayur sawi dan sayur bayam merupakan sayur sayuran yang banyak dihasilkan di daerah ini. Tetapi, hasil panen sayur bayam dan sayur sawi dijual dengan harga yang murah. Murahnya harga jual sayur sawi dan sayur bayam tersebut menjadi masalah bagi masyarakat desa gontoran, solusii yang ditawarkan dalam upaya mengatasi masalah di atas adalah dengan melakukan Pengolahan kripik sayur sebagai solusi dalam mewujudkan perekonomian yang produktif berbasis kearifan lokal. Pengolahan kripik sayur yang dapat dikemas sehingga meningkatkan harga jual sayuran tersebut. Kegiatan ini dapat mengatasi produksi kripik sayur sawi dan sayur bayam yang melimpah di desa gontoran dengan maksimal. Metode yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah dengan cara melakukan observasi, setelah peneliti melakukan observasi, langkah selanjutnya yaitu sosialisasi. Setelah sosialisasi yaitu pelatihan dan monitoring serta langkah terakhir yaitu pemasaran produk yang dihasilkan dari  pengolahan kripik sayur sawi dan sayur bayam.

Referensi

Apriyantono, A, D. Fardiaz, N. H. Puspitasari, Sedapnawati: S. Budiyanto. (1989). Analisa Pangan. PAU Pangan Dan Gizi-IPB. Bogor.

Ariyani, N. (2010). Formulasi Tepung Campuran Siap Pakai Berbahan Dasar Tapioca, Mocal Dengan Penambahan Maltodektrin Serta Aplikasinya Serta Sebagai Tepung Pelapis Keripik Bayam. Skripsi Unuversitas Jendral Soedirman.

Moekijat, Evaluasi Pelatihan Dalam Rangka Meningkatkan Produktivitas Perusahaan, Bandung, Penerbit Bandar Maju, 1990.

Moekijat, (1990), Pengembangan dan Motivasi, Bandung, Pionir Jaya.

Biografi Penulis

Baiq Nisrina Auliya, FKIP UNRAM

Mahasiswa

Lisensi

Penulis yang akan mempublikasikan Artikelnya di Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA harus menyetujui ketentuan sebagai berikut:

  1. Penulis dapat mempertahankan Hak Cipta Artikel yang akan di publikasikan dan penulis memberikan hak publikasi pertama kepada Jurnal Penabdian Magister Pendidikan IPA dengan pekerjaan secara bersamaan dan berlisensi di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi 4.0 Internasional. yang memungkinkan orang lain untuk berbagi pekerjaan dengan pengakuan kepengarangan karya dan publikasi awal di Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA.
  2. Penulis dimasukkan dalam penyusunan kontraktual tambahan terpisah untuk distribusi non ekslusif versi kaya terbitan jurnal (misalnya: mempostingnya ke repositori institusional atau menerbitkan artikel dalam sebuah buku), dengan pengakuan penerbitan awalnya di Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA.
  3. Penulis diizinkan dan anjurkan untuk mem-posting Artikelnya secara online (misalnya: di repositori institusional atau di website mereka - socmed) setelah diterbitkan oleh Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA, hal ini bertujuan untuk mengarahkan ke pertukaran produktif, seperti halnya capaian pengutipan Artikel (H-Index) lebih banyak. (Lihat Efek Akses Terbuka).